Plastik telah menjadi komponen penting dalam masyarakat, baik dalam ranah sederhana maupun industri. Barang-barang yang kita pakai tak lepas dari plastik.
Layar, computer, mobil, perabotan rumah, kacamata, sisir, malahan sedotan diproduksi dengan bahan utama plastik. Seiring dengan berkembangnya produksi plastik, dia menjadi musuh Bumi karena membutuhkan waktu puluhan, ratusan malahan ribuan tahun untuk dapat terurai, padahal plastik tak ada hentinya diproduksi tiap-tiap hari.
Plastik yang muncul lebih banyak ketimbang plastik yang hilang. Plastik tiada henti memenuhi lingkungan ekosistem kita. Kesudahannya menumpuk dan menyebakan beragam persoalan secara khusus lingkungan.
Limbah plastik yang tak terdaur ulang dengan baik akan menjadi ancaman besar bagi lingkungan. Masih belum ada jawaban memuaskan tentang cara pengelolahan limbah plastik secara massal. Melainkan jauh sebelumnya, plastik memiliki peranan sebagai solusi keterbatasan material yang ada.
Plastik juga memudahkan menciptakan penemuan baru lainnya. Penasaran bagaimana permulaan mula plastic muncul sebagai kawan yang sekarang menjadi lawan?
1. Berasal Dari Bahan yang Disebut Polimer
Polimer terwujud dari rangkaian melokul berulang sangat panjang secara khusus yang berasal dari atom karbon berlimpah dari minyak bumi dan bahan bakar fosil lainnya untuk pembuatannya. Panjang rantai ini, dan pola susunannya, yang membuat polimer lebih kuat, ringan, dan fleksibel.
Terdapat format polimer alami salah satunya yakni Selulosa slot yang diperoleh dari dinding sel tumbuhan. Penemuan permulaan plastik diciptakan oleh Alexander Parkes yang mendemonstrasikannya secara terbuka di Pameran Internasional tahun 1862 di London.
Plastik hal yang demikian disebut Parkesine, berasal dari bahan organik yang berasal dari selulosa yang telah dipanaskan, dan dapat dibentuk dan mempertahankan bentuknya saat didinginkan. Banyak contoh permulaan produk Parkesine seperti cetakan printer, gagang sendok garpu, kancing, sisir yang dipajang di Museum Sains London seperti yang dikutip BBC.
2. Plastik Sintetis Pertama
Selama satu setengah abad terakhir, manusia belajar bagaimana membuat polimer sintetis. Dikabarkan Science History, permulaan perjalanan penemuan polimer sintetis pertama diawali pada tahun 1869 oleh John Wesley Hyatt, yang terinspirasi oleh tawaran perusahaan New York sebesar US$10 ribu untuk siapa saja yang dapat menyediakan pengganti gading. Semakin populernya olahraga biliar telah membebani pasokan gading alami karena menjadi bahan utama pembuatan bolanya.
Gading yang dipakai diperoleh lewat penyembelihan gajah liar. Dengan mengolah selulosa, yang berasal dari serat kapas, dipadukkan dengan kapur barus, Hyatt menemukan plastik yang dapat diciptakan menjadi beragam format. Kesudahannya, plastik diciptakan untuk mengikuti bahan alami seperti kulit penyu, tanduk, linen, dan gading.
Selanjutnya tahun 1907, Leo Baekeland yang lahir di Belgia menemukan bahan yang disebut Bakelite (pantas dengan namanya), plastik sintetis penuh pertama yang tak mengandung molekul yang ditemukan di alam. Bakelite menggabungkan dua bahan kimia yakni formaldehida dan fenol (asam yang berasal dari batubara).
Baekeland telah mencari pengganti sintetis untuk isolator listrik dalam pemenuhan keperluan listrik AS. Bakelite tak hanya sebagai isolator yang baik, keunggulan lainnya yakni ringam, tahan lama, gampang dibentuk menjadi format-format tertentu, tak seperti plastik dengan bahan selulosa. Plastik tipe Bakelite pantas untuk produksi massal alat-alat mekanis.