Home » Kontroversi Sejarah » Kontroversi Kamus Sejarah Indonesia Yang Populer

Kontroversi Kamus Sejarah Indonesia Yang Populer

Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 terbitan Kemendikbud menuai kontroversi. Bermula saat lema KH Hasyim Asy’ari tidak ada di kamus tersebut. Hasilnya timbul pesan berantai di sejumlah grup WhatsApp yang memprotes Kemendikbud.
Pendiri NU Sirna, Tokoh-Tokoh Komunis Timbul di Kamus Sejarah RI Kemendikbud!,” tulis kabar yang beredar.
Berdasarkan file elektronik yang beredar, Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 itu diterbitkan Direktorat Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud. Buku setebal 361 halaman itu mempunyai ISBN 978-602-1289-76-1. Ada nama Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid dan Direktur Sejarah, Triana Wulandari sebagai pengarah dalam buku tersebut.
Kamus itu berisi sejumlah nama sejarah yang disusun urut menurut alphabet dari A-Z. Tiap-tiap nama berisikan kabar biografi seperti tanggal lahir dan latar belakang secara singkat.
Dalam file yang beredar itu, tidak ada nama KH Hasyim Asy’ari sebagai lema tersendiri. Kata Hasyim Asy’ari timbul di lema Abdul Wahab Chasbullah. Dalam deskripsi lema itu tertulis, Pada 1947, Abdul Wahab terpilih sebagai Rais’am (Ketua Awam) PBNU menggantikan K.H. Hasyim Asy’ari.

Dikenal Hasyim Asy’ari ialah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ia mendirikan Pesantren Tebu Ireng di Jawa Timur pada 1899. Pesantren roulette online itu menjadi yang terbesar pada abad 20. Pada 1926, dia mendirikan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Tidak adanya lema Hasyim Asy’ari di kamus itu membikin PKB protes ke Kemendikbud.
\\\”PKB protes keras sebab KH Hasyim Asy\\\’ari tidak tertulis dalam kamus sejarah Indonesia terbitan dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, sementara Abu Bakar Ba\\\’asyir yang ditahan negara malahan ada,\\\” ujar Sekjen PKB, Hasanuddin Wahid.
\\\”Pahlawan nasional sekaligus pendiri NU tidak diakui oleh buku terbitan Kemendikbud. Sementara tokoh yang dianggap pendukung radikalisme malahan mendapat tempat di buku terbitan Kemendikbud. Ada yang aneh dengan Kemendikbud hari ini,\\\” lanjutnya.

Menurutnya, kabar yang berada dalam kamus itu berbahaya bagi pengetahuan generasi muda sebab bisa memunculkan pengaburan sejarah.
\\\”Sungguh akan menjadi pengaburan sejarah dan berbahaya bagi pengetahuan generasi muda Indonesia sebab dicekoki oleh buku yang nampak tuna sejarah,\\\” kata Hasanuddin.

Tidak cuma PKB, Wakil Ketua MPR Arsul Sani ikut menyoroti kamus tersebut. Berdasarkan Arsul, menurut kabar yang didapat dari sejumlah kalangan Nahdliyin, terpenting yang tergabung Lingkaran Profesional Nahdliyin (NU Circle), bukan cuma nama KH Hasyim Asy\\\’ari yang tidak timbul dalam kamus sejarah online Kemendikbud.
Nama Gus Dur, kata dia, tidak ditempatkan sebagai tokoh sentral yang dimuat tersendiri dalam momen sejarah. Soemitro Djojohadikusumo, ayah kandung Prabowo Subianto dan tokoh Islam serta anggota PPKI, Abdul Kahar Muzakir, juga tidak ada dalam kamus sejarah tersebut.

Berhubungan Gus Dur, namanya dalam kamus sejarah tersebut tidak dimasukkan ke jajaran tokoh yang ada. Namanya cuma dimunculkan untuk melengkapi sejarah sebagian tokoh seperti saat kamus tersebut menjelaskan tokoh Ali Alatas yang ditunjuk sebagai penasihat Menteri Luar Negeri pada masa pemerintahan Gus Dur. Juga disebut untuk melengkapi sejarah tokoh Megawati Soekarnoputri dan Widjojo Nitisastro,\\\” terang Arsul.

Berdasarkan Waketum PPP itu, yang mengherankan, justru terdapat nama Abu Bakar Ba\\\’asyir dalam deretan tokoh sejarah itu. Ia malahan mempertanyakan kemunculan nama Abu Bakar Ba’asyir yang termuat di halaman 11 kamus sejarah Indonesia.
\\\”Kenapa nama eks narapidana kasus terorisme yang menolak membikin pernyataan setia pada ideologi Pancasila ini justru timbul sebagai tokoh pada buku/kamus yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pengajaran dan Kebudayaan ini?\\\” tanya Arsul.