Home » Kontroversi Sejarah » Sarasehan Sejarah dan Budaya Pengging untuk Indonesia Tangguh

Sarasehan Sejarah dan Budaya Pengging untuk Indonesia Tangguh

Pusat Studi Sejarah “Lontar Nusantara” bekerja sama bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret (FEB UNS) Surakarta, menggelar acara Sarasehan Sejarah dan Budaya Pengging terhadap hari Minggu (13/2/2022). Acara ini bertempat di Padepokan Aji Tirta Wening Pengging, Boyolali, Jawa Tengah.

Hadir dalam acara sarasehan ini di antaranya Dr. H. Abdul Kharis Al-Masyhari (Wakil Ketua Komisi I DPR RI), Prof. Djoko Suhardjanto (Dekan FEB UNS), Dr. Kasori Mujahid (Direktur Lontar Nusantara), Bopo Kanjeng Benny Hatmantoro (Senior Kurator Keris), para akademisi, praktisi dan pegiat budaya dan juga pemerhati histori Jawa yang berdomisili di lokasi Solo dan sekitarnya. Kegiatan ini ditujukan untuk menggali histori peradaban masa lantas yang pernah berjaya di lokasi Pengging, dan juga mengkaji peninggalannya yang bersifat keris khas Pengging.

Acara diakses secara langsung oleh Prof. Djoko Suhardjanto (Dekan FEB UNS sekaligus tuan rumah padepokan Aji Tirto Wening). Dalam sambutannya, ia mengemukakan rasa menerima kasih atas terselenggaranya acara Sarasehan Sejarah dan Budaya Pengging ini. Ia juga menghendaki acara ini mampu mengimbuhkan kemanfataan dan juga spirit yang membangun dan juga mampu mengimbuhkan kontribusi yang nyata bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya, Keynote Speaker Dr. H. Abdul Kharis Al Masyhari (Wakil Ketua Komisi I DPR RI berasal dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) mengemukakan bahwa acara seperti ini amat baik untuk mengingatkan ulang mengenai histori peradaban kejayaan masa lantas yang pernah dicapai oleh Bangsa Indonesia, khususnya di lokasi Pengging ini. Spirit luar biasa yang ditunjukkan oleh para pendahulu itu harus kita gali ulang dan menjadi tonggak bagi kita dimasa kini untuk mampu berkontrbusi membangun peradaban negeri yang lebih baik ulang bagi kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Sesuai bersama tema yang diangkat dalam sarasehan kali ini yaitu, “Sarasehan Budaya Pengging Untuk Indonesia”. Sesi Pertama materi acara sarasehan disampaikan oleh Dr. Kasori Mujahid (Direktur Lontar Nusantara) bersama menyita judul “Peran Pengging dalam Penyebaran Islam di Jawa”

Acara ini dipandu oleh moderator Sugeng Riyanto, S.S (Pegiat Lontar Nusantara sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta). Acara berjalan amat dinamis, dikarenakan sejalan bersama paparan histori Pengging ini dikaitkan bersama ilmu Geologi, yang mana mampu diketahui bahwa lokasi histori peradaban masa lalu, tidak benar satu di antaranya Pengging itu berada dalam garis jalan gunung berapi. Hal ini mengimbuhkan banyak kemanfaatan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya, tapi disisi lain juga tidak terlepas berasal dari risiko bahaya yang kemungkinan ditimbulkannya jika berjalan letusan slot server jepang gunung berapi tersebut.

Acara sesi berikutnya mengusung tema “Mbabar Kaweruh Keris Pengging” yang merupakan karya fenomenal peninggalan peradaban masa Pengging dan jarang dijumpai selagi ini dan juga mempunyai keunikan tersendiri. Sesi acara “Mbabar Kaweruh Keris Pengging” disampaikan oleh Bopo Kanjeng Benny Hatmantoro yang dikenal sebagai kurator keris senior dan dipandu oleh moderator Dr. Suparjito (pegiat Komunitas Sutresna Tosan Aji “Nunggak Semi”).

Hadir pula dalam sesi kali ini kurator keris lainnya di antaranya Bopo Kanjeng Hery Suryo Wibowo dan Ki Empuk Eyup, bahkan ilmuwan yang pakar dalam ilmu forensik pun datang bersama, supaya sarasehan tambah menarik dan juga membuka peluang kajian untuk tahu keaslian keris Tangguh Pengging berdasarkan ilmu forensik. Narasumber dan kurator yang datang mengkaji Keris Tangguh Pengging yang tetap utuh hingga selagi ini.

Dalam sarasehan ini juga ditampilkan keris Tangguh Pengging punya Ki Ageng Budi Hartanto, yang ternyata mempunyai kemiripan bersama keris Tangguh Majapahit. Kiranya harus banyak belajar lebih lanjut untuk mampu membedakan dan tahu secara komprehensif ilmu mengenai keris dan tangguhnya. Paguyuban Sutresna Tosan Aji “Nunggak Semi” bersama slogannya “Bertauhid dan berbudaya” mempunyai agenda pembelajaran secara teratur bersama bersama komunitas “Lontar Nusantara”. Belajar histori peradaban masa lantas menyambut kejayaan peradaban masa kini.